Senin, 14 Maret 2011

Gomen.. angel-chan (part 7)

Title: Gomen.. angel-chan

Part(s): 7

Genre: Angst, Romance (?), sad ending, death-fic

Author: @red_AKUMA

“sensei…wajahmu pucat..kau sakit??” Tanya Angel. “ah?? Oh.. ahahaha tidak apa..hanya efek begadang semalaman” fabian mencoba berkelit dengan senyum tipis yang agak dipaksakan, tapi dia tetap tidak bisa menyembunyikan kesakitan yang tiba-tiba menyerangnya. “fabi-sensei?? Daijobu?? Sensei kenapa? Sepertinya sakit sekali” angel khawatir melihat fabian meringis sambil memegangi dadanya, “tidak.aku tidak apa-apa. Hanya..sedikit masuk angin. Baiklah.. aku duluan ya..” ia lalu meninggalkan angel yang masih berdiri keheranan.

Fabian hampir sampai di rumahnya ketika rasa sakit itu semakin menjadi…

“ah..sial…lagi-lagi kambuh di saat yang tidak tepat!!” runtuknya dalam hati. Cepat-cepat dia buka pintu rumahnya.. “ah.. kunci!! Sampai lupa…” batinnya. Ia mengeluarkan sebuah anak kunci dari sakunya lalu mencoba menjejalkannya ke lubang kunci. Tangannya gemetar, sulit sekali memasukkan kunci itu. “sial~sial~siaaalll~~ masuklah…kumohon..cepat!!!” *CKLEK* “terbuka!! Akhirnya!!” Fab segera masuk.. “a..aku..pulang…” katanya dengan terbata karena mengucapkannya sambil menahan sakit.

fabian mencari-cari botol itu, tidak ada di laci…dimana botol itu?? Ia lupa dimana terakhir kali meletakkannya… ia sudah mencarinya di meja makan meja tv, sofa, kasur, tetap tidak ada. dimana terakhir kali ia letakkan botol itu?? “tidak ada..tidak ada…ayolah fabii~ ingat-ingat lagi,, dimana terakhir kau simpan?? Pelupa sekali sih!!” umpatnya dalam hati.

“akh!! Sesak..aku tidak kuat…apa yang harus kulakukan?? Sakit sekali..Aku benar-benar tidak kuat..” dadanya semakin berat, jantungnya sakit..seperti ada tangan tak terlihat yang meremasnya. “dokter!! Iya..aku butuh dokter!!” cepat-cepat ia merogoh sakunya dan mengambil hp lalu men-dial kontak dengan ID ‘Dr. Joe’

Di rumah Dr. Joe…

“hmm.. mengapa hari ini semua acara tv begitu membosankan?? Adakah tayangan lain yang lebih bermutu dari sinetron??” runtuknya sambil mematikan TV. *DRRRTTT**DRRRRT* hpnya bergetar di meja. “telpon?? Malam-malam begini?? Siapa??” batinnya. Lalu ia melihat nama si penelepon, sedikit heran tapi ia angkat cepat-cepat “fab? Ada apa malam-malam begini?” tanyanya. “dok..bisakah..dokter datang ke rumah..malam ini??aku..dalam..masalah..” jawaban dari sebrang telpon terdengar sangat menyakitkan. “hey!! ada apa?? Kau kenapa??” joe panik mendengar nada bicaranya. Sementara itu, meski sulit fabian masih berusaha menjelaskan apa yang ia rasakan di tengah rasa sakit luar biasa yang menderanya “dok..a..aku…jan..jantung..ku…arghh!!” dadanya panas…sesak…bisa ia rasakan jantungnya berdebar sangat cepat, “fab!! Fab!! Kau bisa dengar aku?? Bertahanlah!! Jangan tutup telponnya, Aku segera datang!!” joe tahu ini serius, ia segera menstarter mobilnya, memacu mobilnya secepat mungkin.

“do..dokter.. to..tolong..ak..u..ugh!! se..sak…da..dada..ku..se..sep..seperti..akan..me..le..dak..ARRRGGGHHH!! jan..tung..ku…” Fabian memegang dadanya, jantungnya sakit sekali..seperti diremas-remas.. dia benar-benar tidak berdaya.. “fab!! Obat!! minum obatnya!!”. Tapi hanya rintihan kesakitan yang lemah yang terdengar dari hp nya, joe makin panik dan mempercepat laju kendaraannya. “dok…ak..ku..tid..ak..ku..at..la..g…i…jan..tung…ku….” suara itu makin melemah, dan..

*BRUKKK*

joe mendengar suara benda berat yang jatuh, “fab!! Fab!! Kau bik-baik saja?? Fab!! “ namun tidak ada jawaban… joe langsung mendial nomor RS tempatnya praktek, lalu meminta ambulans datang ke alamat fab.

Fabian masih setengah sadar, ia jatuh tergeletak di lantai rumahnya, hp nya terpelanting ke sudut ruangan… ia tidak bisa mengambilnya, jantungnya terasa sakit sekali.. mungkin dewa kematian sedang berusaha mencabut nyawanya. sekarang ia pasrah apapun yang akan terjadi..bahkan kemungkinan terburukpun, dia siap menerimanya.

1 menit kemudian

“fab!!” Joe segera masuk dan menghampiri fabian yang terkapar di lantai. tidak ada suara, hanya rintihan kecil dari pasiennya yang kini berusaha mempertahankan kesadarannya yang makin menipis. Joe memeriksa keadaannya… detak jantung..denyut nadi.. “gawat…semuanya melemah” gumam joe, ia lalu menyuntikkan suntikan adrenalin dan mengenakan semacam alat pijat jantung portabel pada fabian untuk memacu detak jantungnya yang semakin lemah, sambil menunggu ambulans joe terus memantau tanda-tanda vital fabian. “hmm…sepertinya ini cukup membantu…”gumam joe ketika melihat alat itu bekerja dengan baik.

Tidak lama, ambulans akhirnya datang… fabian segera dibawa ke RS oleh tim medis dan joe mengikutinya dari belakang. “kasihan sekali dia... padahal masih muda…” gumamnya di mobil.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar