Senin, 14 Maret 2011

Gomen.. angel-chan (part 8)

Title :Gomen..angel-chan

Part(s): 8

Genre : Angst, romance (?), sad ending, death-fic

Author: @red_AKUMA

Setelah kondisinya stabil, ia dipindahkan dari UGD ke ramar rawat inap…

“hai!” joe menyapa dari balik pintu, “boleh masuk?? Aku akan memeriksa keadaanmu” katanya. Fabian hanya mengangguk. “boleh aku minta tolong sesuatu??” Tanya fabian kepada joe ketika sedang memeriksanya. “boleh, apa itu?” joe penasaran.

“tolong..ambilkan handycam yang ada di atas meja tv di rumahku..” jawabnya.

Joe heran, selama dia jadi dokter…permintaan pasien dengan kondisi sekarat seperti ini umumnya adalah minta dipanggilkan orang-orang terdekatnya. tapi yang satu ini? Handycam?? Joe tidak bisa menyembunyikan keheranannya “handycam?? Untuk apa??” akhirnya pertanyan itu terlontar juga. “sudahlah.. ini penting” jawabnya. Joe menyanggupinya, lalu ia mengambil handycam yang dimaksud dan membawanya ke RS.

*TOK**TOK*

“Ini handycamnya” kata joe sambil menaruh handycam itu di meja. “umm.. terimakasih..” fabian lalu menyalakan handycamnya, memastikan kalau kasetnya masih cukup, lalu ia menekan tombol rekam..

“hai, angel-chan. Kau mau tahu apa maksudku yang waktu itu kan? Baiklah.. video ini akan menjelaskannya.” Ia lalu mengedarkan sudut pandang kamera ke sekeliling kamarnya. Terlihat macam-macam peralatan di ruangan itu.. tabung oksigen, monitor jantung, infus.. ia lalu mengembalikannya ke sudut semula, “kau lihat tadi? Yah.. itulah penjelasanku, kenapa waktu itu aku melarangmu mengucapkan aishiteru padaku. Aku sakit…umurku tidak akan lama lagi. Bahkan mungkin saat kau melihat video ini, aku sudah pergi. Maaf ya, selama ini sensei membohongimu..agar konsentrasimu tidak terganggu. Sensei tidak ingin menjadi beban dan menyusahkanmu. Tidak ingin memberikan harapan kosong.. walapun sebenrnya.. aku juga suka.. Angel-chan. Sayonara.. Tetap semangat ya! GANBATTE angel-chan!!” setelah selesai merekam, fabian menuliskan alamat angel di sebuah kertas.

“ini..” ia menyerahkan kertas & handycam itu pada joe. “untuk apa?” joe benar-benar heran. “kalau aku mati, tolong berikan handycam & video rekaman ini kepada angel, gadis yang alamatnya kutulis di kertas itu” joe hanya mengangguk ia menahan air matanya agar tidak keluar. “terimakasih banyak, maaf merepotkan” itulah kata-kata terakhir yang keluar dari mulut fabian.

setelah mengucapkan itu, kondisinya menurun drastis. Matanya membelalak, mulutnya megap-megap berusaha keras untuk bernafas, kedua tangannya meremas sprei kasur dengan kuat, badannya menggeliat menunjukkan kesakitan yang luar biasa. Monitor di sampingnya menunjukkan garis vertikal yang tidak normal, kadang melonjak…lalu turun lagi sampai nyaris menunjukkan garis horizontal. Joe yang melihat kondisi itu dengan sigap langsung memasangkan selang oksigen dan memencet bel agar tim medisnya segera datang.

5 menit kemudian, setelah mendapat pertolongan...fabian masih sadar, jantungnya mulai stabil, tapi keadaannya tetap kritis

“Segera pindahkan dia ke ruang ICU!!!” joe memberi arahan pada tim medisnya. Mereka segera memindahkan fabian ke ICU, lalu memasangkan alat-alat penopang kehidupan padanya. Kabel dan selang menempel di badannya… Kabel monitor detak jantung, kabel monitor gelombang otak, alat pendeteksi denyut nadi, selang infus menancap di lengan dan dadanya, selang kateter, masker oksigen… hidup-matinya sekarang bergantung pada alat-alat itu.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar